Selasa, 30 September 2014

Shutter dan Diafragma

Shutter atau rana berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya sinar atau cahaya yang masuk ke kamera dan mengenai bidang film, dengan cara mengatur lama atau tidaknya cahaya masuk. Shutter atau rana dinyatakan dengan angka-angka B, 1,2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000, 2000, B (atau T) artinya bila kita menekan tombol, maka shutter atau rana akan membuka, dan pada waktu kita lepaskan tekanan, shutter akan menutup. 2 artinya ½ sekon. 100 artinya 1/100 sekon, dan seterusnya. B (Bulb) atau T (Time) akan digunakan apabila dibutuhkan pencahayaan melebihi waktu 1 detik. Makin besar shutter (rana) membuka, maka semakin banyak sinar yang akan masuk, dan sebaliknya.

Sedangkan Diafragma berfungsi mengatur banyak sedikitnya sinar atau cahaya yang masuk ke kamera dan mengenai bidang film, dengan cara membuka dan menutup lebar lensa. Sehingga cahaya dapat masuk ke kamera dan mengenai bidang film. Angka bukaan diafragma dinyatakan dengan angka f/1,4, f/2, f/2.8, f/4, f/5,6, f/8, f/8, f/11, f/16, f/22.
Fungsi diafragma dan shutter (rana) hampir sama. Perbedaannya dapat dilihat pada hasil pemotretan: Makin kecil angka difragma, contoh f/1,4, maka makin besar bukaan, sehingga makin banyak cahaya yang masuk. Akibatnya, latar belakang foto tampak lebih kabur. Makin besar angka diafragma, contoh f/22, maka makin kecil bukaan, sehingga makin sedikit cahaya yang masuk. Akibatnya latar belakang foto tampak jelas. Makin kecil angka kecepatan shutter (rana), contoh 15 (1/15 detik), maka makin lambat kecepatan rananya, sehingga makin banyak cahaya yang masuk. Akibatnya obyek pemotretan tampak seakan-akan bergerak. Makin besar angka kecepatan shutter (rana), contoh 2000 (1/2000 detik), maka makin cepat kecepatan rananya, sehingga makin sedikit cahaya yang masuk. Akibatnya, obyek pemotretan tampak seakan-akan beku, tidak bergerak.

5 alasan diperlukannya filter dalam fotografi.


  1. Untuk mencapai warna yang sesuai dengan aslinya (natural) Tersedia jenis filter koreksi, seperti filter UV, SL, PL, dan tipe 80, untuk kebutuhan ini.
    Filter UV dan SL merupakan filter yang paling banyak digunakan fotografer karena dianggap sebagai filter pelindung lensa agar tidak tergores atau terkena debu. Jika fotografer menginginkannya, lensa yang baru dibeli perlu dilengkapi dengan filter ini.
    Selain itu, filter ini juga memiliki fungsi yang lebih penting dari sekadar penjaga kaca lensa. Fungsi filter UV (ultra violet) adalah untuk menahan cahaya ultra violet yang berlebihan, sedangkan filter SL (shy light) yang,berwarna merah muda sangat tipis dibuat untuk melengkapi pemakaian fotografi warna. Fungsi utamanya adalah menetralkan warna biru langit. Namun, karena sering dianggap kurang efektif, banyak fotografer yang tetap menggunakan filter UV di lensanya. Untuk memperbaiki mutu dan efektivitasnya, filter SL kemudian dimodifikasi menjadi SL (1B) yang dapat lebih banyak menyerap cahaya ultra violet, sedangkan SL yang lama berkode SL (lA).
    Pemakaian filter UV maupun SL hanya sedikit menahan intensitas cahaya yang masuk ke dalam lensa dan dianggap tidak terlalu berpengaruh karena besarnya hanya sekitar 1/2 stop.
  2. Untuk memberikan efek tertentu pada gambar
    Dengan menggunakan filter tertentu, perubahan dapat dilakukan untuk mencerahkan gambar atau memekatkan subjek pada gambar. Biasanya, digunakan pada foto-foto piktorial, spesial efek, komersial, atau pemotretan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan disebut dengan filter kreatif. Jenisnya sangat beragam, mulai dari filter warna, filter gradasi (gradual filter), seperti warna cokelat yang berangsur­angsur bening, dan filter efek. Filter gradasi dapat digunakan untuk menonjolkan perbedaan warna yang senada. Dalam prakteknya, filter gradasi cenderung digunakan untuk pemotretan di luar ruangan, seperti foto pemandangan atau pemotretan lain yang menggunakan lensa bersudut lebar (wide), misalnya lensa 24 mm-70mm. 
    Filter pelembut (soft) atau yang biasa disebut diffuser merupakan salah satu filter kreatif. Permukaan filter dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengaburkan garis-garis tegas pada subjek, tanpa menghilangkan fokusnya. Filter pelembut dapat memperlembut tampilan wajah seseorang tanpa menghilangkan fokusnya.
    Filter kreatif lain adalah jenis starcross. Pada permukaan filter, terdapat garis geometris yang dipadukan secara bersilangan dan tersedia dalam beberapa pilihan, mulai dari star 2 (berekor 2) hingga star 8 (berekor 8). Efeknya yang didapatkan berupa ekor-ekor cahaya, akan tampak jika filter ini dihadapkan pada sumber cahaya.
    Selain itu, masih banyak lagi filter efek lain yang dapat ditemukan di pasaran yang memberikan efek zooming, panning, tilting, kabut, gambar berganda, galaksi, dan sebagainya.
  3. Untuk mengubah (menaikkan atau menurunkan) suhu warna Hal ini sangat penting dalam fotografi warna. Filter ini biasa disebut filter kompensasi warna.
  4. Untuk menambah kontras gambar
    Biasanya, fotografer menggunakan filter berwarna, seperti merah, hijau, kuning, dan jingga untuk pengambilan gambar dengan film monokromatik atau infra merah.
    Dalam fotografi, filter warna, seperti kuning, jingga, merah, dan hijau, lebih banyak digunakan untuk keperluan foto hitam putih. Fungsinya, untuk mengoreksi atau menaikkan kontras pada gambar. Setiap filter mampu menaikkan warna tertentu.
  5. Untuk pemotretan dengan cahaya yang terpolarisasi
    Filter-filter seperti ini biasa disebut filter polarisasi. Ada tiga fungsi utama dari filter ini, yaitu:
    • membirukan langit,
    • membuang atau membersihkan refleksi yang tidak diinginkan, dan
    • memekatkan warna.

Jenis Filter kamera DSLR

  1. Skylight filter (1A)/cloudy filter
    Filter ini digunakan untuk mencapai keseimbangan dalam penyajian nada oleh film hitam putih dan untuk memberi kehangatan nada pada film warna (cetak warna atau slide warna). Selain itu, skylight filter juga berfungsi untuk menahan sinar ultra violet, menambah kehangatan warna pada foto, dan mengurangi warna kebiruan pada latar belakang atau daerah-daerah gelap yang memantulkan langit. Filter ini boleh terpasang terus pada lensa sebagai pelindung.
  2. Ultra violet filter (UV)
    Filter ini berfungsi untuk menghilangkan efek sinar ultra violet dan sangat berguna dalam pemotretan di dataran tinggi dengan pemandangan yang luas. Filter pelindung ini menyerap sinar ultra violet tanpa mempengaruhi tampilan warna yang lain dan ideal bagi film hitam putih.
  3. Polarisasi Filter (PL)
    Filter ini terdiri dari 2 keping kaca yang dapat berputar, terpisah satu sama lainnya, dan berwarna kelabu. Polarisasi filter berfungsi untuk menghilangkan refleksi sinar yang ditimbulkan oleh permukaan air atau kaca. Selain itu, filter ini juga dapat digunakan untuk menghidari pantulan bukan metal (kaca, air) dan memper­baiki kekontrasan dengan mempertebal warna biru langit dengan sudut 90° terhadap jalannya sinar matahari.
  4. Neutral density filter
    Filter ini terdiri dari satu bulatan kaca kelabu. Berfungsi untuk mengurangi kecerahan cahaya, jika Anda harus menggunakan kecepatan rana lamban dan bukaan diafragma tidak mencapai nilai lebih dari 16 (misalnya seharusnya 21 atau 32), untuk mem­perkecil ruang tajam dengan tetap mendapatkan pencahayaan yang memuaskan.
  5. Cross-screen, star-screen, vario-cross, snow cross
    Menurut desainnya, filter ini dapat mengahasilkan bintang dari tiap-tiap sinar yang cerah (lampu pantulan sinar pada air dan di salju). Dengan vario cross, kaki-kaki bintang dapat diatur arahnya.
  6. Multi vision, mirage lens
    Berbentuk sebuah kepingan kaca, yang digosok dalam faset-faset tertentu dan dapat membentuk 3 gambar, 5 gambar, atau gambar yang berulang-ulang.
  7. Soft focus lens, softon, diffuser
    Satu keping kaca yang mengandung goresan spiral halus atau digosok agak buram, menghasilkan gambar yang tidak kabur dari lembut. Cocok untuk muka wanita atau anak-anak, bunga, atau benda pecah belah. Seperti namanya, filter berfungsi untuk menyaring; menahan, dan nemodifikasi beberapa unsur cahaya yang jatuh pada subjek yang akan nasuk ke dalam lensa.